Minggu, 11 Desember 2016

psium 1 #10

perbedaan teori behaviorisme, psikoanalisis dan humanistik 

Teori
Persamaan
Perbedaan
Behaviorisme






























sama-sama pendekatan yang digunakan untuk membentuk perilaku ketika dewasa dan berlanjut sampai tutup usia

  • Obyek psikologi adalah tingkah laku.
  • semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
  • mementingkan pembentukan kebiasaan.

Psikoanalisis
  • Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak
  • Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari
  • Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir,terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya
  • Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan
  • Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis.
  • Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive
  • Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan dating
  • Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku. Pandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.

Humanistik
·       Menekankan pada keunikan sikap individu.
·       Individu adalah orang yang bebas menentukan apa yang dipelajarinya.
·       Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi atau pengalaman dan menemukan maknanya secara personal atau pribadi.









http://www.konselingatmajaya.com/apps/blog/show/43286022-persamaan-dan-perbedaan-pendekatan-behavioristik-humanistik-kognitif-dan-konstruktivistik
http://iaanfahriani.blogspot.co.id/2013/05/perbedaan-aliran-psikoanalisa.html
http://anamutz40.blogspot.co.id/2009/10/perbedaan-aliran-psikoanalisa.html
perbedaan teori behaviorisme, psikoanalisis dan humanistik 

Teori
Persamaan
Perbedaan
Behaviorisme






























sama-sama pendekatan yang digunakan untuk membentuk perilaku ketika dewasa dan berlanjut sampai tutup usia

  • Obyek psikologi adalah tingkah laku.
  • semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
  • mementingkan pembentukan kebiasaan.

Psikoanalisis
  • Perilaku pada masa dewasa berakar pada pengalaman masa kanak-kanak
  • Sebagaian besar perilaku terintegrasi melalui proses mental yang tidak disadari
  • Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir,terutama kecenderungan mengembangkan diri melalui dorongan libido dan agresifitasnya
  • Secara umum perilaku manusia bertujuan dan mengarah pada tujuan untuk meredakan ketegangan, menolak kesakitan dan mencari kenikmatan
  • Kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan seksual mengarah pada perilaku neurosis.
  • Pembentukan simpton merupakan bentuk defensive
  • Pengalaman tunggal hanya dipahami dengan melihat keseluruhan pengalaman seseorang. Masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang adalah saling berhubungan dalam satu kesatuan apa yang terjadi pada seseorang pada saat ini dihubungkan pada sebab-sebab dimasa lampaunya dan memotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dimasa yang akan dating
  • Latihan pengalaman dimasa kanak-kanak berpengaruh penting pada perilaku masa dewasa dan diulangi pada transferensi selama proses perilaku. Pandangan psikoanalisis ini memberi implikasi yang sangat luas terhadap koseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.

Humanistik
·       Menekankan pada keunikan sikap individu.
·       Individu adalah orang yang bebas menentukan apa yang dipelajarinya.
·       Belajar dipandang sebagai pemerolehan informasi atau pengalaman dan menemukan maknanya secara personal atau pribadi.









http://www.konselingatmajaya.com/apps/blog/show/43286022-persamaan-dan-perbedaan-pendekatan-behavioristik-humanistik-kognitif-dan-konstruktivistik
http://iaanfahriani.blogspot.co.id/2013/05/perbedaan-aliran-psikoanalisa.html
http://anamutz40.blogspot.co.id/2009/10/perbedaan-aliran-psikoanalisa.html

Minggu, 06 November 2016

psium 1 #9

Psikoanalisis


http://psikopendidikan.blogspot.co.id/2011/09/adler-alfred-adler.html
https://dodyhartanto.wordpress.com/2008/12/20/the-analitycal-psychologi-of-carl-jung/
https://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Adler
https://ceciliaadrianto.wordpress.com/2015/01/05/mini-psikologi-3-mekanisme-pertahanan-ego/
http://chessireworld.blogspot.co.id/2011/10/defence-mechanism-mekanisme-pertahanan.html
http://acheliasblog.blogspot.co.id/2013/04/mekanisme-pertahanan-diri-dalam.html


Psikoanalisis


http://psikopendidikan.blogspot.co.id/2011/09/adler-alfred-adler.html
https://dodyhartanto.wordpress.com/2008/12/20/the-analitycal-psychologi-of-carl-jung/
https://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Adler
https://ceciliaadrianto.wordpress.com/2015/01/05/mini-psikologi-3-mekanisme-pertahanan-ego/
http://chessireworld.blogspot.co.id/2011/10/defence-mechanism-mekanisme-pertahanan.html
http://acheliasblog.blogspot.co.id/2013/04/mekanisme-pertahanan-diri-dalam.html


Sabtu, 29 Oktober 2016

psium1 #8



Psikoanalisis
 
 











Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa, 
2. Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidak-sadar-an(bawah sadar), 
3. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
4. Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992): Teori mengenai kepribadian & psikopatologi, serta metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.





Tokoh-Tokoh Psikoanalisis
  1. Franz Anton Mesmer (1734-1815)
      Sebenarnya bukanlah seorang tokoh psikoanalisa, karena pada masa hidupnya aliran itu belum ada, tetapi peranan dan pengaruhnya terhadap psikoanalisa di kemudian hari itu tidak kecil artinya.
      menemukan teknik hipotisme sbg teknik penyembuhan orang sakit, tetapi pada waktu itu tekniknya belum disebut hipotisme, melainkan mesmerisme.
      Dalam teorinya tentang “animal magnetism”, Mesmer mengatakan bahwa dalam dirinya terdapat “currative power of magnetic iron” (daya penyembuh magnetis) yg timbul dari semacam cairan yg terdapat dalam dirinya yg dapat disalurkannya keluar melalui sebatang besi berani kpd pasien yg membutuhkan pengobatan.
      Mesmer berminat pada teknik terapi yg berbau mistik, karena di samping ilmu kedokterannya Mesmer juga mempelajari teologi (ilmu ketuhanan).

  1. Jean Martin Charcot (1825-1893)
      Tokoh yg tidak kurang pentingnya dalam menumbuhkan aliran psikoanalisa selanjutnya.
      Ia adalah seorang dokter di rumah sakit Paris, dan ia menjadi profesor di Akademi Kedokteran di Paris pada tahun 1873.
      Ia mengembangkan teknik hipnose dan sugesti mental untuk menyembuhkan pasien-pasien psikoneurotis, khususnya penderita histeria.
      Dengan teknik hipnose, Charcot menurunkan ambang kesadaran pasien, sehingga peristiwa yang menggoncangkan, yg menjadi penyebab gangguan emosi itu, yg selama ini dihindari oleh kesadaran dan ditekan ke dlm ketidaksadaran, ditimbulkan kembali ke alam kesadaran.

  1. Pierre Janet (1859-1947)
      Ia belajar filsafat dan ilmu kedokteran di Universitas Paris, pd tahun 1889 ia mendapat gelar doktor dalam filsafat dengan tesisnya tentang “Psikologi dari Aktivitas Otomatis”.
      Dalam bidang kedokteran dengan tesis “Keadaan Mental pada Histeria” dimana ia mencoba untuk menggolong-golongkan secara sistematis berbagai jenis histeria dengan teori-teori psikologi.
      Janet berpendirian bahwa studi yang ilmiah dari psikologi hanya dapat dilaksanakan bila semua proses mental diterjemahkan sebagai tingkah laku.
      Janet mempunyai suatu teori tentang kepribadian yang disebut teori strata. Menurut teori strata, kepribadian terdiri dari kecenderungan-kecenderungan yang tersusun secara hierarkis dari yang paling rendah (refleks) sampai yang paling tinggi (akal).
      Teori strata dari Janet ini dapat diperbandingkan dengan teori id ego-super ego yang dikemukakan oleh Freud, sedangkan energi-energinya Janet dapat dipersamakan dengan dorongan-dorongan (seksual dan agresi) dari Freud.

  1. Sigmund Freud (1856-1939)
      Tokoh pendiri psikoanalisa atau disebut juga aliran psikologi dalam (depth psychology) ini secara skematis menggambarkan jiwa sebagai sebuah gunung es.






  1. Carl Gustav Jung (1875-1961)
        Carl Gustav Jung adalah seorang psikiater
        Pernah jadi ‘putra mahkota Freud’
        Memisahkan diri dari Freud karena ketidaksesuaian pandangan
        Mengundurkan diri dari jabatan ketua dan melepaskan keanggotaan pada Persatuan                                                                   Psikoanalisa Internasional
        Menjadi guru besar di Politeknik Zurich kemudian diangkat sebagai guru besar dalam psikologi kedokteran di Universitas Basle pada tahun 1944
    
    
  1. Alfred Adler (1870-1937)
      Ia pertama kali berjumpa dgn Freud pd thn 1899 dan mjd pengikut setia Freud.
      Pada thn 1907 Freud menyingkirkan Adler karena Adler menulis kertas kerja berjudul “Organ Inferiority”.
      Dalam kertas kerja itu ia mengatakan bahwa manusia pd dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dgn hewan, manusia tdk dilengkapi dgn alat2 tubuh u/ melawan alam.
      Menurut Adler kelemahan2 organis itu mendorong manusia u/ mengadakan kompensasi. Mekanisme kompensasi inilah yg mendasari tingkah laku manusia.
      Teori Adler bersifat teologis.

  1. Granville Stanley Hall (1844-1924)
      Tesisnya berjudul “The Muscular Perception of Space” (1878).
      Teori Hall adalah Teori Evolusi.
      Teori evolusinya berbunyi: “Ontogeny recapitulates phylogeny” ® proses perkembangan individu sejak dia lahir sampai ia dewasa .
      Hal ini terbukti dalam eksperimen yg dilakukan Hall ® reaksi2 yg diberikan olh binatang satu sel = reaksi2 sel2 telur atau sperma pd manusia.
      Demikian juga reaksi2 dr makhluk2 bersel banyak = reaksi janin dgn jumlah sel yg kira2 sama.
  1. Gustav Le Bon (1841-1931)
      Le Bon bukanlah murni seorang psikoanalis, tetapi pikiran-pikirannya banyak sejalan dgn pikiran2 psikoanalisa, hanya Le Bon lbh banyak membicarakannya dlm rangka tingkah laku kelompok drpd dlm tingkah laku perorangan.
      Ia menulis bukunya yg terkenal The Crowd (1895)® konformitas, alienasi dan kepemimpinan dalam kelompok.
      Le Bon mencoba menerangkan tingkah laku kelompok (crowd) dgn teori2 ttg ketidaksadaran, dorongan2 irasional, baik dorongan biologis maupun rasial yg diperoleh turun-temurun.
      Ia menyelidiki tingkah laku kelompok dr sudut antropologi, arkeologi, dan biologi®individu2 dlm kelompok bertingkah laku impulsif, mobil, iritable, intoleran, sugestibel dan diktatorial.

















http://psikopatologi.blogspot.co.id/2015/10/psikoanalisis.html
http://www.ilmupsikologi.com/2015/09/teori-psikoanalisis-menurut-sigmund-dan-jung.html
http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/
(sarlito sarwono, berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh)


Psikoanalisis
 
 











Psikoanalisis menurut definisi modern yaitu:
1. Psikoanalisis adalah pengetahuan psikologi yang menekankan pada dinamika, faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia, serta pentingnya pengalaman masa kanak-kanak dalam membentuk kepribadian masa dewasa, 
2. Psikoanalisis adalah teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidak-sadar-an(bawah sadar), 
3. Psikoanalisis adalah metode interpretasi dan penyembuhan gangguan mental.
4. Psikoanalisis dalam pengertian lain (Hjelle & Ziegler, 1992): Teori mengenai kepribadian & psikopatologi, serta metode terapi untuk gangguan kepribadian teknik untuk menyelidiki pikiran & perasaan individu yang tidak disadari.





Tokoh-Tokoh Psikoanalisis
  1. Franz Anton Mesmer (1734-1815)
      Sebenarnya bukanlah seorang tokoh psikoanalisa, karena pada masa hidupnya aliran itu belum ada, tetapi peranan dan pengaruhnya terhadap psikoanalisa di kemudian hari itu tidak kecil artinya.
      menemukan teknik hipotisme sbg teknik penyembuhan orang sakit, tetapi pada waktu itu tekniknya belum disebut hipotisme, melainkan mesmerisme.
      Dalam teorinya tentang “animal magnetism”, Mesmer mengatakan bahwa dalam dirinya terdapat “currative power of magnetic iron” (daya penyembuh magnetis) yg timbul dari semacam cairan yg terdapat dalam dirinya yg dapat disalurkannya keluar melalui sebatang besi berani kpd pasien yg membutuhkan pengobatan.
      Mesmer berminat pada teknik terapi yg berbau mistik, karena di samping ilmu kedokterannya Mesmer juga mempelajari teologi (ilmu ketuhanan).

  1. Jean Martin Charcot (1825-1893)
      Tokoh yg tidak kurang pentingnya dalam menumbuhkan aliran psikoanalisa selanjutnya.
      Ia adalah seorang dokter di rumah sakit Paris, dan ia menjadi profesor di Akademi Kedokteran di Paris pada tahun 1873.
      Ia mengembangkan teknik hipnose dan sugesti mental untuk menyembuhkan pasien-pasien psikoneurotis, khususnya penderita histeria.
      Dengan teknik hipnose, Charcot menurunkan ambang kesadaran pasien, sehingga peristiwa yang menggoncangkan, yg menjadi penyebab gangguan emosi itu, yg selama ini dihindari oleh kesadaran dan ditekan ke dlm ketidaksadaran, ditimbulkan kembali ke alam kesadaran.

  1. Pierre Janet (1859-1947)
      Ia belajar filsafat dan ilmu kedokteran di Universitas Paris, pd tahun 1889 ia mendapat gelar doktor dalam filsafat dengan tesisnya tentang “Psikologi dari Aktivitas Otomatis”.
      Dalam bidang kedokteran dengan tesis “Keadaan Mental pada Histeria” dimana ia mencoba untuk menggolong-golongkan secara sistematis berbagai jenis histeria dengan teori-teori psikologi.
      Janet berpendirian bahwa studi yang ilmiah dari psikologi hanya dapat dilaksanakan bila semua proses mental diterjemahkan sebagai tingkah laku.
      Janet mempunyai suatu teori tentang kepribadian yang disebut teori strata. Menurut teori strata, kepribadian terdiri dari kecenderungan-kecenderungan yang tersusun secara hierarkis dari yang paling rendah (refleks) sampai yang paling tinggi (akal).
      Teori strata dari Janet ini dapat diperbandingkan dengan teori id ego-super ego yang dikemukakan oleh Freud, sedangkan energi-energinya Janet dapat dipersamakan dengan dorongan-dorongan (seksual dan agresi) dari Freud.

  1. Sigmund Freud (1856-1939)
      Tokoh pendiri psikoanalisa atau disebut juga aliran psikologi dalam (depth psychology) ini secara skematis menggambarkan jiwa sebagai sebuah gunung es.






  1. Carl Gustav Jung (1875-1961)
        Carl Gustav Jung adalah seorang psikiater
        Pernah jadi ‘putra mahkota Freud’
        Memisahkan diri dari Freud karena ketidaksesuaian pandangan
        Mengundurkan diri dari jabatan ketua dan melepaskan keanggotaan pada Persatuan                                                                   Psikoanalisa Internasional
        Menjadi guru besar di Politeknik Zurich kemudian diangkat sebagai guru besar dalam psikologi kedokteran di Universitas Basle pada tahun 1944
    
    
  1. Alfred Adler (1870-1937)
      Ia pertama kali berjumpa dgn Freud pd thn 1899 dan mjd pengikut setia Freud.
      Pada thn 1907 Freud menyingkirkan Adler karena Adler menulis kertas kerja berjudul “Organ Inferiority”.
      Dalam kertas kerja itu ia mengatakan bahwa manusia pd dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dgn hewan, manusia tdk dilengkapi dgn alat2 tubuh u/ melawan alam.
      Menurut Adler kelemahan2 organis itu mendorong manusia u/ mengadakan kompensasi. Mekanisme kompensasi inilah yg mendasari tingkah laku manusia.
      Teori Adler bersifat teologis.

  1. Granville Stanley Hall (1844-1924)
      Tesisnya berjudul “The Muscular Perception of Space” (1878).
      Teori Hall adalah Teori Evolusi.
      Teori evolusinya berbunyi: “Ontogeny recapitulates phylogeny” ® proses perkembangan individu sejak dia lahir sampai ia dewasa .
      Hal ini terbukti dalam eksperimen yg dilakukan Hall ® reaksi2 yg diberikan olh binatang satu sel = reaksi2 sel2 telur atau sperma pd manusia.
      Demikian juga reaksi2 dr makhluk2 bersel banyak = reaksi janin dgn jumlah sel yg kira2 sama.
  1. Gustav Le Bon (1841-1931)
      Le Bon bukanlah murni seorang psikoanalis, tetapi pikiran-pikirannya banyak sejalan dgn pikiran2 psikoanalisa, hanya Le Bon lbh banyak membicarakannya dlm rangka tingkah laku kelompok drpd dlm tingkah laku perorangan.
      Ia menulis bukunya yg terkenal The Crowd (1895)® konformitas, alienasi dan kepemimpinan dalam kelompok.
      Le Bon mencoba menerangkan tingkah laku kelompok (crowd) dgn teori2 ttg ketidaksadaran, dorongan2 irasional, baik dorongan biologis maupun rasial yg diperoleh turun-temurun.
      Ia menyelidiki tingkah laku kelompok dr sudut antropologi, arkeologi, dan biologi®individu2 dlm kelompok bertingkah laku impulsif, mobil, iritable, intoleran, sugestibel dan diktatorial.

















http://psikopatologi.blogspot.co.id/2015/10/psikoanalisis.html
http://www.ilmupsikologi.com/2015/09/teori-psikoanalisis-menurut-sigmund-dan-jung.html
http://belajarpsikologi.com/struktur-kepribadian-id-ego-dan-superego-sigmund-freud/
(sarlito sarwono, berkenalan dengan aliran-aliran dan tokoh-tokoh)

Rabu, 19 Oktober 2016

Psium1 #7

Psikologi Indonesia dan Timur
Dosen : Seta A. Wicaksana, M.Psi.

Psikologi di Indonesia
1.         M. Nasroen (1907- 1968)
M. Nasroen adalah orang yang mempelopori filsafat di Indonesia. Ia juga sempat menjabat sebagai Guru Besar Filsafat di Universitas Indonesia. Ia berkata bahwa filsafat Indonesia tidak memihak barat maupun timur, filsafat Indonesia itu khas dibandingkan dengan filsafat barat maupun timur. Dalam buku yang berjudul ‘Falsafah Indonesia’ ia berkata bahwa dalam filsafat Indonesia terdapat pantun-pantun, mupakat, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, gotong-royong, dan kekeluargaan. Selain itu, dalam bukunya yang berjudul ‘Dasar Falsafah Adat Minangkabau’ ia juga membahas tentang feminisme.

2.         Soenoto (1929)
Ia menerbitkan buku seperti ‘Selayang Pandang tentang Filsafat Indonesia’, ‘Pemikiran tentang Kefilsafatan Indonesia’, ‘Menuju Filsafat Indonesai: Negara-Negara di Jawa sebelum Proklamasi Kemerdekaan’. Karya-karyanya tersebut adalah penyempurnaan dari M. Nasroen tentang filsafat jawa tetapi diakui masih mempunyai beberapa kekurangan.

3.         R. Parmono (1952)
Sama seperti Soenoto yang menyempurnakan karya M. Nasroen, ia juga menyempurnakan dan mengembangkan filsafat tradisi yang sebelumnya hanya jawa dilebarkan menjadi filsafat Batak, Minang, dan Bugis.

4.         Jakobus Sumardjo (1939)
Ia memulai menulis tentang filsafat dimuat pada harian Kompas, Pikiran Rakyat, Suara Karya, Suara pembaruan. Jakobus Sumardjo juga bekerja sebagai dosen di fakultas seni ITB. Definisi filsafat menurutnya dan pendahulunya adalah “... pola pikir dasar yang menstruktur seluruh bangunan karya budaya...” tentang seuatu kelompok etnik. Jika filsafat etnik jawa, artinya “... filsafat (yang) terbaca dalam cara masyarakat Jawa menyusun gamelannya, menyusun tari-tariannya, menyusun mitos-mitosnya, cara memilih pemimpin-pemimpinnya, dari bentuk rumah Jawanya, dari buku-buku sejarah dan  sastra yang ditulisnya....” (Mencari Sukma Indonesia: 116).

A.    Filsafat india
Sejarah Filsafat India menurut Dr. S Radhakrishnan dibatasi mulai dari 2000 SM sampai 1000 SM yang dapat dibagi menjadi 4 periode :
  • Zaman Veda ( 1500 SM sampai dengan 600 SM ).
Kedatangan bangsa Arya ke India membawa peradaban baru dimana sebelumnya telah  berkembang peradapan Drawida, penduduk asli India. Peradaban Arya  memiliki benih-benih pemikiran filsafat didalamnya dalam bentuk pujian-pujian dan nyanyian-nyanyian keagamaan dan dalam perkembanagan selanjutnya mulai ter dapat dalam Kitab Brahmana dan Kitab Upanisad.(S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 57)
  • Zaman Epos ( 600 SM sampai dengan 200 M ).
Mulai ada sistim-sistim filsafat (darsana) dan juga Kitab Ramayana dan Mahabarata yang mengandung kepahlawanan dan hubungan antara Tuhan dengan manusia serta sistim-sistim agama Buddha, Jaina, Siwa dan Wisnu. (S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 57).


  • Zaman Sutra ( mulai 200 M ).
Mulai berkembang pemikiran kritis rasional dalam filsafat India , dimana Sutra-sutra itu  mulai dikomentari oleh berbagai komentator-komentator dengan pandangan yang beragam. Muncul sistim-sistim filsafat seperti Samkya, Yoga, Mimamsa, Vedanta, Waisesika, dan Nyaya. (S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 58)
  • Zaman Scholastik ( mulai 200 M ).
Munculnya pemikiran Scholastik bersamaan dengan Zaman Sutra-sutra dimana para filsuf membuat sendiri pemikirannya yang satu sama lainnya merupakan sistim-sistim yang mengandung teori yang berbelit-belit secara sendiri-sendiri diantaranya adalah Sankara, Ramanuja Madhwa satu semuanya saling mengoreksi dan mengkritik. Ajaran-ajaran lama diinterprestasikan dan dikembangkan secara baru. (S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 59)


B.     Filsafat Tiongkok
Filsafat Tiongkok di latarbelakangi oleh aspek geografis, ekonomi, sikap terhadap alam, sistem kekerabatan dan lainnya. Dalam tradisi Tiongkok, jenis pekerjaan ditentukan oleh pendidikan atau menuntut ilmu dan mengolah tanah.

Jaman Klasik (600-200 S.M.)
Menurut tradisi, periode ini ditandai oleh seratus sekolah filsafat: seratus aliran yang semuanya mempunyai ajaran yang berbeda. Namun, kelihatan juga sejumlah konsep yang dipentingkan secara umum, misalnya “tao” (“jalan”), “te” (“keutamaan” atau “seni hidup”), “yen” (“perikemanusiaan”), “i” (“keadilan”), “t’ien” (“surga”) dan “yin- yang” (harmoni kedua prinsip induk, prinsip aktif-laki-laki dan prinsip pasif-perempuan). Sekolah-sekolah terpenting dalam jaman klasik adalah:
  1. Konfusianisme . Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari suku Kung”) hidup antara 551 dan 497 S.M. Ia mengajar bahwa Tao (“jalan” sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah “jalan manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan. Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (“yen”), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda.. Dalam bahasa Mandarin aliran ini disebut 儒家 Rujia. Rujia memang sering diartikan sebagai filsafat Khonghucu. Sebenarnya Rujia berarti filsafat cendikiawan, Ru sendiri berarti cendikiawan atau sarjana.
  2. Taoisme. Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (“guru tua”) yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan Konfusius. Menurut Lao Tse, bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-lah yang merupakan Tao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang bersifat tunggal, mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Puncak metafisika Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao. Kesadaran ini juga dipentingkan di India (ajaran “neti”, “na-itu”: “tidak begitu”) dan dalam filsafat Barat (di mana kesadaran ini disebut “docta ignorantia”, “ketidaktahuan yang berilmu”).Taoisme di sini adalah 道家 Daojia (=filsafat Jalan/Tao). Mula-mula oleh Sima Tan aliran ini disebut 道德家 Daodejia (filsafat jalan dan kebajikan), belakangan disebut Daojia. Harap dibedakan pengertiannya dengan 道教 Daojiao (agama Tao). Umumnya keduanya sama2 ditulis dalam bahasa Inggris sebagai Taoism. Daojia juga harus dibedakan dengan 道學 Daoxue, yang merupakan aliran kebangkitan Rujia baru yang muncul ketika Dinasti Song. Oleh orang Barat Daoxue disebut Neo-Confucianism.
  3. Yin-Yang. “Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentudan derajat Yang tertentu.
  4. Moisme . Aliran Moisme didirikan oleh Mo Tse, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yang terpenting adalah “cinta universal”, kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sama untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis, langsung terarah kepada yang berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan musik sebagai sesuatu yang tidak berguna, maka jelek.
  5. Ming Chia. Ming Chia atau “sekolah nama-nama”, menyibukkan diri dengan analisis istilah-istilah dan perkataan-perkataan. Ming Chia, yang juga disebut “sekolah dialektik”, dapat dibandingkan dengan aliran sofisme dalam filsafat Yunani. Ajaran mereka penting sebagai analisis dan kritik yang mempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang” dan “waktu”.
  1. Fa Chia. Fa Chia atau “sekolah hukum”, cukup berbeda dari semua aliran klasik lain. Sekolah hukum tidak berpikir tentang manusia, surga atau dunia, melainkan tentang soal-soal praktis dan politik. Fa Chia mengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali



http://artiagatha03.blogspot.co.id/2015/03/tokoh-filsafat-di-indonesia.html
http://hindualukta.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-filsafat-india-makalah.html
https://iccsg.wordpress.com/2006/09/04/rangkuman-filsafat-cina/

Psikologi Indonesia dan Timur
Dosen : Seta A. Wicaksana, M.Psi.

Psikologi di Indonesia
1.         M. Nasroen (1907- 1968)
M. Nasroen adalah orang yang mempelopori filsafat di Indonesia. Ia juga sempat menjabat sebagai Guru Besar Filsafat di Universitas Indonesia. Ia berkata bahwa filsafat Indonesia tidak memihak barat maupun timur, filsafat Indonesia itu khas dibandingkan dengan filsafat barat maupun timur. Dalam buku yang berjudul ‘Falsafah Indonesia’ ia berkata bahwa dalam filsafat Indonesia terdapat pantun-pantun, mupakat, Pancasila, hukum adat, ketuhanan, gotong-royong, dan kekeluargaan. Selain itu, dalam bukunya yang berjudul ‘Dasar Falsafah Adat Minangkabau’ ia juga membahas tentang feminisme.

2.         Soenoto (1929)
Ia menerbitkan buku seperti ‘Selayang Pandang tentang Filsafat Indonesia’, ‘Pemikiran tentang Kefilsafatan Indonesia’, ‘Menuju Filsafat Indonesai: Negara-Negara di Jawa sebelum Proklamasi Kemerdekaan’. Karya-karyanya tersebut adalah penyempurnaan dari M. Nasroen tentang filsafat jawa tetapi diakui masih mempunyai beberapa kekurangan.

3.         R. Parmono (1952)
Sama seperti Soenoto yang menyempurnakan karya M. Nasroen, ia juga menyempurnakan dan mengembangkan filsafat tradisi yang sebelumnya hanya jawa dilebarkan menjadi filsafat Batak, Minang, dan Bugis.

4.         Jakobus Sumardjo (1939)
Ia memulai menulis tentang filsafat dimuat pada harian Kompas, Pikiran Rakyat, Suara Karya, Suara pembaruan. Jakobus Sumardjo juga bekerja sebagai dosen di fakultas seni ITB. Definisi filsafat menurutnya dan pendahulunya adalah “... pola pikir dasar yang menstruktur seluruh bangunan karya budaya...” tentang seuatu kelompok etnik. Jika filsafat etnik jawa, artinya “... filsafat (yang) terbaca dalam cara masyarakat Jawa menyusun gamelannya, menyusun tari-tariannya, menyusun mitos-mitosnya, cara memilih pemimpin-pemimpinnya, dari bentuk rumah Jawanya, dari buku-buku sejarah dan  sastra yang ditulisnya....” (Mencari Sukma Indonesia: 116).

A.    Filsafat india
Sejarah Filsafat India menurut Dr. S Radhakrishnan dibatasi mulai dari 2000 SM sampai 1000 SM yang dapat dibagi menjadi 4 periode :
  • Zaman Veda ( 1500 SM sampai dengan 600 SM ).
Kedatangan bangsa Arya ke India membawa peradaban baru dimana sebelumnya telah  berkembang peradapan Drawida, penduduk asli India. Peradaban Arya  memiliki benih-benih pemikiran filsafat didalamnya dalam bentuk pujian-pujian dan nyanyian-nyanyian keagamaan dan dalam perkembanagan selanjutnya mulai ter dapat dalam Kitab Brahmana dan Kitab Upanisad.(S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 57)
  • Zaman Epos ( 600 SM sampai dengan 200 M ).
Mulai ada sistim-sistim filsafat (darsana) dan juga Kitab Ramayana dan Mahabarata yang mengandung kepahlawanan dan hubungan antara Tuhan dengan manusia serta sistim-sistim agama Buddha, Jaina, Siwa dan Wisnu. (S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 57).


  • Zaman Sutra ( mulai 200 M ).
Mulai berkembang pemikiran kritis rasional dalam filsafat India , dimana Sutra-sutra itu  mulai dikomentari oleh berbagai komentator-komentator dengan pandangan yang beragam. Muncul sistim-sistim filsafat seperti Samkya, Yoga, Mimamsa, Vedanta, Waisesika, dan Nyaya. (S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 58)
  • Zaman Scholastik ( mulai 200 M ).
Munculnya pemikiran Scholastik bersamaan dengan Zaman Sutra-sutra dimana para filsuf membuat sendiri pemikirannya yang satu sama lainnya merupakan sistim-sistim yang mengandung teori yang berbelit-belit secara sendiri-sendiri diantaranya adalah Sankara, Ramanuja Madhwa satu semuanya saling mengoreksi dan mengkritik. Ajaran-ajaran lama diinterprestasikan dan dikembangkan secara baru. (S. Radhakrishnan, Vol.I: 1927: 59)


B.     Filsafat Tiongkok
Filsafat Tiongkok di latarbelakangi oleh aspek geografis, ekonomi, sikap terhadap alam, sistem kekerabatan dan lainnya. Dalam tradisi Tiongkok, jenis pekerjaan ditentukan oleh pendidikan atau menuntut ilmu dan mengolah tanah.

Jaman Klasik (600-200 S.M.)
Menurut tradisi, periode ini ditandai oleh seratus sekolah filsafat: seratus aliran yang semuanya mempunyai ajaran yang berbeda. Namun, kelihatan juga sejumlah konsep yang dipentingkan secara umum, misalnya “tao” (“jalan”), “te” (“keutamaan” atau “seni hidup”), “yen” (“perikemanusiaan”), “i” (“keadilan”), “t’ien” (“surga”) dan “yin- yang” (harmoni kedua prinsip induk, prinsip aktif-laki-laki dan prinsip pasif-perempuan). Sekolah-sekolah terpenting dalam jaman klasik adalah:
  1. Konfusianisme . Konfusius (bentuk Latin dari nama Kong-Fu-Tse, “guru dari suku Kung”) hidup antara 551 dan 497 S.M. Ia mengajar bahwa Tao (“jalan” sebagai prinsip utama dari kenyataan) adalah “jalan manusia”. Artinya: manusia sendirilah yang dapat menjadikan Tao luhur dan mulia, kalau ia hidup dengan baik. Keutamaan merupakan jalan yang dibutuhkan. Kebaikan hidup dapat dicapai melalui perikemanusiaan (“yen”), yang merupakan model untuk semua orang. Secara hakiki semua orang sama walaupun tindakan mereka berbeda.. Dalam bahasa Mandarin aliran ini disebut 儒家 Rujia. Rujia memang sering diartikan sebagai filsafat Khonghucu. Sebenarnya Rujia berarti filsafat cendikiawan, Ru sendiri berarti cendikiawan atau sarjana.
  2. Taoisme. Taoisme diajarkan oleh Lao Tse (“guru tua”) yang hidup sekitar 550 S.M. Lao Tse melawan Konfusius. Menurut Lao Tse, bukan “jalan manusia” melainkan “jalan alam”-lah yang merupakan Tao. Tao menurut Lao Tse adalah prinsip kenyataan objektif, substansi abadi yang bersifat tunggal, mutlak dan tak-ternamai. Ajaran Lao Tse lebih-lebih metafisika, sedangkan ajaran Konfusius lebih-lebih etika. Puncak metafisika Taoisme adalah kesadaran bahwa kita tidak tahu apa-apa tentang Tao. Kesadaran ini juga dipentingkan di India (ajaran “neti”, “na-itu”: “tidak begitu”) dan dalam filsafat Barat (di mana kesadaran ini disebut “docta ignorantia”, “ketidaktahuan yang berilmu”).Taoisme di sini adalah 道家 Daojia (=filsafat Jalan/Tao). Mula-mula oleh Sima Tan aliran ini disebut 道德家 Daodejia (filsafat jalan dan kebajikan), belakangan disebut Daojia. Harap dibedakan pengertiannya dengan 道教 Daojiao (agama Tao). Umumnya keduanya sama2 ditulis dalam bahasa Inggris sebagai Taoism. Daojia juga harus dibedakan dengan 道學 Daoxue, yang merupakan aliran kebangkitan Rujia baru yang muncul ketika Dinasti Song. Oleh orang Barat Daoxue disebut Neo-Confucianism.
  3. Yin-Yang. “Yin” dan “Yang” adalah dua prinsip induk dari seluruh kenyataan. Yin itu bersifat pasif, prinsip ketenangan, surga, bulan, air dan perempuan, simbol untuk kematian dan untuk yang dingin. Yang itu prinsip aktif, prinsip gerak, bumi, matahari, api, dan laki-laki, simbol untuk hidup dan untuk yang panas. Segala sesuatu dalam kenyataan kita merupakan sintesis harmonis dari derajat Yin tertentudan derajat Yang tertentu.
  4. Moisme . Aliran Moisme didirikan oleh Mo Tse, antara 500-400 S.M. Mo Tse mengajarkan bahwa yang terpenting adalah “cinta universal”, kemakmuran untuk semua orang, dan perjuangan bersama-sama untuk memusnahkan kejahatan. Filsafat Moisme sangat pragmatis, langsung terarah kepada yang berguna. Segala sesuatu yang tidak berguna dianggap jahat. Bahwa perang itu jahat serta menghambat kemakmuran umum tidak sukar untuk dimengerti. Tetapi Mo Tse juga melawan musik sebagai sesuatu yang tidak berguna, maka jelek.
  5. Ming Chia. Ming Chia atau “sekolah nama-nama”, menyibukkan diri dengan analisis istilah-istilah dan perkataan-perkataan. Ming Chia, yang juga disebut “sekolah dialektik”, dapat dibandingkan dengan aliran sofisme dalam filsafat Yunani. Ajaran mereka penting sebagai analisis dan kritik yang mempertajam perhatian untuk pemakaian bahasa yang tepat, dan yang memperkembangkan logika dan tatabahasa. Selain itu dalam Ming Chia juga terdapat khayalan tentang hal-hal seperti “eksistensi”, “relativitas”, “kausalitas”, “ruang” dan “waktu”.
  1. Fa Chia. Fa Chia atau “sekolah hukum”, cukup berbeda dari semua aliran klasik lain. Sekolah hukum tidak berpikir tentang manusia, surga atau dunia, melainkan tentang soal-soal praktis dan politik. Fa Chia mengajarkan bahwa kekuasaan politik tidak harus mulai dari contoh baik yang diberikan oleh kaisar atau pembesar-pembesar lain, melainkan dari suatu sistem undang-undang yang keras sekali



http://artiagatha03.blogspot.co.id/2015/03/tokoh-filsafat-di-indonesia.html
http://hindualukta.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-filsafat-india-makalah.html
https://iccsg.wordpress.com/2006/09/04/rangkuman-filsafat-cina/

Sabtu, 15 Oktober 2016

psium1 #6

Perbandingan psikologi indonesia dengan psikologi barat
dosen : Seta A. Wicaksana, M.Psi.


Beberapa sebab mengapa masih ada dan mungkin masih banyak masyarakat Indonesia yang masih percaya pada ilmu-ilmu semu.
·         Wawasan berpikirnya kurang luas karena minimnya informasi, pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiiki.
·         Tidak memiliki kecerdasan berpikir karena tidak mampu berpikir secara logis dan benar karena tidak didukung ilmu logika yang memadai.
·         Pemahaman terhadap agamanya lemah.
·         Berpendidikan sangat rendah.
·         Tidak mempunyai kemampuan berpikir secara cerdas



























https://fadelisme.wordpress.com/2015/03/26/psikologi-barat-dan-timur/
https://blimbingrejo.wordpress.com/psikologi-barat-dan-psikologi-islam/
http://www.ilmupsikologi.com/2015/11/Perbedaan.Filsafat.Barat.dan.Filsafat.Timur.Menurut.Ahli.html
http://gwan-aydrus.blogspot.co.id/2012/06/psikologi-islami-vs-psikologi-barat.html
https://psikologi2009.wordpress.com/2011/08/10/psikologi-30-perilaku-buruk-sebagian-orang-indonesia/
https://psikologi2009.wordpress.com/2013/11/18/psikologi-masih-banyak-masyarakat-indonesia-yang-percaya-ilmu-semu-pseudo-science/
Perbandingan psikologi indonesia dengan psikologi barat
dosen : Seta A. Wicaksana, M.Psi.


Beberapa sebab mengapa masih ada dan mungkin masih banyak masyarakat Indonesia yang masih percaya pada ilmu-ilmu semu.
·         Wawasan berpikirnya kurang luas karena minimnya informasi, pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang dimiiki.
·         Tidak memiliki kecerdasan berpikir karena tidak mampu berpikir secara logis dan benar karena tidak didukung ilmu logika yang memadai.
·         Pemahaman terhadap agamanya lemah.
·         Berpendidikan sangat rendah.
·         Tidak mempunyai kemampuan berpikir secara cerdas



























https://fadelisme.wordpress.com/2015/03/26/psikologi-barat-dan-timur/
https://blimbingrejo.wordpress.com/psikologi-barat-dan-psikologi-islam/
http://www.ilmupsikologi.com/2015/11/Perbedaan.Filsafat.Barat.dan.Filsafat.Timur.Menurut.Ahli.html
http://gwan-aydrus.blogspot.co.id/2012/06/psikologi-islami-vs-psikologi-barat.html
https://psikologi2009.wordpress.com/2011/08/10/psikologi-30-perilaku-buruk-sebagian-orang-indonesia/
https://psikologi2009.wordpress.com/2013/11/18/psikologi-masih-banyak-masyarakat-indonesia-yang-percaya-ilmu-semu-pseudo-science/
 
tyas maudi hastuti Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template