Hubungan big five personality terhadap grit pada karyawan xxxx
Urgensi
1.menurut makassar.tribunnews.com bahwa karyawan yang gagal mencapai target penjualan diberikan beberapa hukuman yang mempermalukan dirinya. https://www.google.com/amp/makassar.tribunnews.com/amp/2019/01/18/video-detik-detik-karyawan-dihukum-merangkak-di-jalanan-karena-tak-capai-target-perusahaan-viral
2. Berita kedua pun sama, bahwa setiap pegawai dibagian penjualan apabila tidak mencapai target akan diberikan hukuman berupa makan terasi, garam satu sendok, makan jeruk nipis, maupun lari memutari lapangan https://today.line.me/id/article/Viral+Sales+Tak+Capai+Target+Makan+Terasi+Harus+Direkam+dan+Dikirim+ke+Grup+Internal+Perusahaan-zyvGzD
3. Padahal ini termasuk melanggar Undang-undang ketenagakerjaan no. 13 tahun 2003
4. Teori yg dipakai untuk dependent variabel adalah Big five personality, pertama kali di perkenalkan oleh Lewis R. Goldberg pada tahun 1981. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori big five adalah allport dengan penelitian yang bergantung pada hipotesis lexial. Istilah untuk trait-deskriptip dari allport digunakan sebagai awal analisis stuktur kepribadian oleh Raymond cattel, oleh karna itulah Goldberg menyataka bahwa Cattell merupakan bapak intelektual dari teori big five personality. Trait yang di kemukaan oleh allport dan cettel mempunyai sudut pandang dan daftar sifat-sifat kepribadian yang berbeda dan bervariasi dari segi penggunaan faktor analisis, jumlah dan juga dimensi alami trait.
OCEAN adalalah singkatan dari 5 trait besar pada teori big five personality yaitu Openness(O), Conscensiusness(C), Extraversion(E), Agreeableness(A), dan yang terakhir adalah Neuroticesm(N). Kelima dimensi inilah yang akan digunakan sebagai tehnik menilai karakteristik-karakteristik dan tingkat kepribadian individu. referensi Widhiastuti, H. (2014). Big Five Personality sebagai Prediktor Kreativitas dalam Meningkatkan Kinerja Angggota Dewan. Jurnal Psikologi, 41(1), 115-133.
5. Teori yang dipakai untuk independent adalah Grit didefiniasikan sebagai kegigihan dan semangat untuk mencapai tujuan jangka panjang (Duckworth, 2007). Grit ditujukan dengan bekerja keras menghadapi tantangan,
mempertahankan usaha dan minat meskipun dihadapkan pada kegagalan, tantangan dan kesulitan pada prosesnya. Individu yang Gritty memandang sebuah pencapaian atau prestasi sebagai sebuah marathon. Saat inidividu lain merasa kecewa dan bosan pada sesuatu
sehingga mendorong mereka untuk merubah haluan dengan berganti tujuan atau bahkan mundur dan berhenti berusaha sama sekali, individu dengan Grit yang tinggi akan tetap berusaha pada hal ataupun tujuan yang telah dipilihnya. Grit terdiri dari dua aspek, yaitu konsistensi minat (Passion) dan ketekunan usaha (Perseverance). Referensi : Sidabutar, G. T. K. (2017). Korelasi Antara Self-Control Dan Grit Pada Mahasiswa Fakultas Teknik Arsitektur Angkatan 2015 Di Universitas “X” Bandung (Doctoral dissertation, Universitas Kristen Maranatha).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar